Ngopi Bareng | Tanah Sehat Untuk Bangsa Yang Cerdas
'Ngopi Bareng' merupakan forum dengan tema tertentu yang menghadirkan narasumber berpengalaman pada bidangnya. |
Selain bertukar pengalaman dan berbagi ilmu di grup WA 3G O, ada juga sesi kuliah online (bahasa gaulnya), dengan menghadirkan narasumber yang berpengalaman di bidangnya. Dan berikut adalah hasil atau diskusi di ‘Ngopi Bareng’ session 8 (1-7 media blog ini belum ada) yang kita jadikan artikel pada postingan kali ini, tentunya tulisan yang dipublikasikan tidak utuh dari semua chat grup 3G O.
Seperti biasa moderator pada sesi ini adalah Bu Eny P selaku admin grup yang giat mengkampanyekan Organik khususnya pertanian dan juga perkebunan, bahkan ke ‘pengolahan hasil’ nya juga. Sebelum sesi ‘Ngopi Bareng’ di mulai, seperti biasa bu Eny P memberikan pengumuman kepada semua anggota grup.
29/03/2018 15.06.05
B Eny P : “Hari ini, kita mengadakan forum ‘Ngopi Bareng’ session 8, dengan narasumber Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian di Bogor, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M Agr. Tema forum hari ini ‘TANAH SEHAT UNTUK BANGSA YG CERDAS’ Selain sebagai Kepala Balai, beliau juga sebagai peneliti utama juga narasumber terkait pupuk berimbang & kualitas lahan pertanian. Sekarang beliau, Prof Dedi sedang free alias memiliki waktu longgar untuk diskusi bersama kita, bahan untuk diskusi kita unggah sekarang. Monggo bisa bapak dan ibu pelajari untuk bahan diskusi nanti. Bila bisa dibuka diskusi setelah materi diunggah boleh absen dulu sambil memperkenalkan nama, profesi & kota asal, terima kasih.
B Eny P : “Hari ini, kita mengadakan forum ‘Ngopi Bareng’ session 8, dengan narasumber Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian di Bogor, Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M Agr. Tema forum hari ini ‘TANAH SEHAT UNTUK BANGSA YG CERDAS’ Selain sebagai Kepala Balai, beliau juga sebagai peneliti utama juga narasumber terkait pupuk berimbang & kualitas lahan pertanian. Sekarang beliau, Prof Dedi sedang free alias memiliki waktu longgar untuk diskusi bersama kita, bahan untuk diskusi kita unggah sekarang. Monggo bisa bapak dan ibu pelajari untuk bahan diskusi nanti. Bila bisa dibuka diskusi setelah materi diunggah boleh absen dulu sambil memperkenalkan nama, profesi & kota asal, terima kasih.
START NGOPI BARENG
Ngopi bareng di mulai pada 29/03/2018 15.35.44, sebagai Narasumber, Prof. Dedi Nursyamsi membuka diskusi pada kesempatan tersebut.
Prof. Dedi Nursyamsi : “Bp Ibu yang terhormat, saya senang sekali menjadi anggota 3 GO ini, karena semuanya berjuang untuk tanah sehat, ada beberapa pengalaman tentang riset pertanian organik yang saya share di atas (pada grup WA komunitas 3GO). Saya juga memonitor pengalaman bapak ibu semua yang sangat berharga bagi saya. Mari kita semua berjuang untuk bangsa dan negara tercinta 🙏. Tanah adalah sumber kehidupan. Kita berasal dari tanah, hidup dari dan di tanah, kita akan kembali ke tanah, Makanya kita harus kelola tanah dengan baik dan bijak, tanah sehat akan menghasilkan pangan sehat, bangsa cerdas, maju, dan sejahtera, oleh karena itu kita harus berupaya agar tanah kita tetap sehat untuk kehidupan kita yang sehat. Pertanian organik adalah teknologi agar tanah kita sehat, dengan demikian pertanian organik selain menutupi kebutuhan pangan juga menjamin hidup kita sehat, Inovasi dan pengalaman 3 GO luar biasa untuk bekal kita semua."
Setelah memberikan prakata pembuka, forum diskusi dan tanya jawab pun berlangsung.
+62 838-****-9146 : “Sugeng siang pak Dedi, kami dari praktisi di kebun dapat dikatakan kami tidak lepas dari hari ke hari sampai bertahun-tahun dan selalu tanpa batas jelas kami mau tanya batasan tanah yang tidak sehat lagi dan usaha pemilihannya”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tanah sehat adalah tanah produktif atau subur dan bebas dari pencemaran dan OPT, berarti tanah tidak sehat tidak memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan di atas. Contoh di Brebes pada lahan tanaman bawang merah yang tercemar residu pestisida, tanah itu tidak sehat.
+62 813-****-5411 : “OPT itu apa ya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Organisme Pengganggu Tanaman SOT hama penyakit.”
+62 838-****-9146: 🙏🏽 “ Terima kasih ,tadi pertanyaan saya kurang, maksudnya kita over dalam penggunaan pestisida.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Upaya pemulihan tergantung sakitnya, contoh tanah tercemar residu pestisida diobati atau di remediasi dengan arang aktif atau Biochar seperti yang dijelaskan Dr. Asep dari Balingtan beberapa waktu lalu, terus sebaiknya gunakan Biopestisida atau Pestisida Nabati seperti pengalaman warga 3 GO. Pestisida nabati itu aman dan sehat... 👍.”
+62 822-****-4069 : “Selamat sore pak Dedy, saya dari korwil Temanggung. Maaf mau tanya penjelasan untuk pembenah tanah dan contohnya.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Pembenah tanah adalah bahan yg dapat memperbaiki fisik kimia dan biologi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Contoh kapur untuk tanah masan dapat meningkatkan PH tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Contoh lain pupuk kandang dapat menggemburkan tanah dapat meningkatkan C organik tanah sehingga tumbuh baik di tanah tersebut.”
+62 822-****-4069 : “Apakah MO seperti starter dapat disebut sebagai pembenah tanah Prof??
Prof. Dedi Nursyamsi : “ MO maksudnya mikro organisme ?”
+62 822-****-4069 : “Betul prof.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Kalau starter tersebut diaplikasikan atau disemprot ke tanah dengan tujuan meningkatkan mikroba tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik, maka M.O starter tersebut sebagai pembenah tanah, tapi klo M.O starter tersebut tujuannya untuk meningkatkan ketersediaan hara seperti bakteri Rhizobium maka M.O tersebut sebagai pupuk hayati. Jadi tergantung tujuan mana yang dominan, apakah sebagai pembenah tanah atau sebagai pupuk ketersediaan hara.”
B Eny P : 🙏”Monggo bila ada yang kurang jelas lagi dari materi yang sudah di share di atas, waktu masih panjang ya Prof ? Mungkin nanti bisa dilanjut sambil diselingi aktivitas.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Siap mba...” 🙏
B Eny P : “Penjelasan Prof. Dedi sangat simpel dan mudah dipahami.
+62 856-****-251 : “Sore Prof. Dedi ikut tanya, penggunaan combin saat panen mengakibatkan jerami langsung tersebar merata ke lahan dan langsung tertimbun saat olah tanah. Apa dampaknya bagi pertumbuhan tanaman ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Itu sangat baik, jerami kalau terdekomposisi akan menggemburkan tanah, meningkatkan hara, terutama P dan K, serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah sehingga tanah menjadi subur dan tanaman padi berikutnya tumbuh sehat dan baik, justru kalau jerami diangkut keluar atau dibakar maka fungsi jerami untuk menyehatkan tanah hilang sehingga tanah menjadi tidak sehat.”
+62 856-****-251 : “Tapi dilapang padi jadi susah hidup, asem asemen katanya, bagaimana solusi agar dapat manfaat baiknya.?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Memang dekomposisi jerami sedikit membuat tanah menjadi masam, tapi hanya sebentar saja. Gunakan mikroba dekomposer untuk mempercepat dekomposisi jerami, misal produk kami Rhizo plus.”
+62 858-****-1970 : “Mau tanya prof. , jarak waktu berapa lama pengembalian dari tanah yang tidak sehat menjadi sehat, setelah dilakukan budidaya yang ramah lingkungan, terima kasih.
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tergantung tingkat sakitnya parah atau tidak, misal bila tanah tercemar residu pestisida, itu sakitnya parah sehingga perlu waktu lama untuk pemulihannya, tapi kalau tanah sakit karena C org rendah itu sakitnya mudah diatasi, tambahkan aja kompos matang yg banyak, Insya alloh tanah segera pulih kembali.”
Pujianto Grobogan : “Tanya prof berapa kebutuhan Asam Humad per ha ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Asam Humat itu hasil dekomposisi bahan organik, AH ini sangat bermanfaat untuk menggemburkan tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation dan aktitibitas mikroba tanah. AH atau kompos makin banyak diberikan ke tanah makin baik, tergantung ketersediaan di lapangan dan tergantung analisis ekonomi, bila sudah dalam bentuk AH. Contoh bahan organik dari Biomas padi sekitar 5-10 t/ha, agar tidak mencari dari luar (mahal) maka gunakan aja dosis itu.”
Pujianto Grobogan : “Untuk kotoran hewan atau kohe apabila dipadukan dengan poc dan hayati cair sudah bisa jadi pupuk tunggal pengganti pupuk kimia prof. ? Mohon petunjuk kebutuhannya, juga kalau tanam padi, misal arang sekamnya over dosis juga berdampak pada tanah prof ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Pupuk kimia tidak seluruhnya bisa digantikan pupuk organik atau hanya sebagian saja. Pupuk hayati sangat baik dikombinasikan dengan kohe. Pilih jenis pupuk organik atau mineral alami yg tepat untuk sediakan hara. Contoh Azolla untuk N, Rock Phosphate untuk P, jerami padi untuk K dll.” “Arang sekam berlebih tidak mengganggu kesehatan tanah hanya saja secara ekonomi boros dan tidak efisien. Kebutuhan pupuk kimia dan pupuk organik atau bahan mineral bisa dihitung berdasarkan kebutuhan tanaman dan kadar hara dalam pupuk. Contoh padi perlu hara P 20-40 kg/ha. Maka kebutuhan SP 36, adalah 20 sampai 40 x 100/36 x 140/60 = 130-260 kg SP 36/ha. Kalau rockphasphate 18% P2O5 = 260-520 kg/ha.”
B Eny P : “Kalo padi hasil 6ton/ha Biomas nya berapa Prof ? Dari akar & jeraminya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Kalau padi hibrida, gabah : jerami + akar = 1:1, tapi kalau padi lokal, 1:2, jadi kalau gabahnya 6 t/ha Biomas padi hibrida juga sekitar 6 t/ha dan Biomas padi lokal 12 t/ha.”
B Eny P : “Berarti Biomas padi, selain gabah dikembalikan ke lahan, sudah bisa mengembalikan tanah yang sehat ya ?
+62 813-****-5411 : “Tanah itu rusak karena pestisida atau kurang haranya diketahui darimana nya prof. ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Diketahui dari gejala tanaman, penampakan tanah di lapangan atau hasil uji lab. No. 1 dan 2 harus orang berpengalaman, no 3 lebih akurat tapi agak mahal.” 😃
B Eny P : “Kalo padi Inpari, Ciherang, Mekongga yang sedang disukai petani sekitar berapa Biomas nya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Gabahnya sekitar 7-9 t/ha, jadi Biomas nya juga segitu.”
B Eny P : “Selama ini kita kurang berlaku adil terhadap tanah sawah kita, dieksploitasi tanpa diperhatikan kesehatan tanahnya, sehingga tanah menjadi sakit.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Setuju mbak, makanya saya salut kepada warga 3GO yang peduli terhadap kesehatan tanah, orang yang tidak peduli kesehatan tanah itu namanya dzalim.”
B Eny P : “Ini yg hrs disosialisasikan dg petani-petani kita yang belum pahan Prof. , tahunya ‘sedulur tani’ adalah memupuk dengan pupuk kimia untuk kebutuhan tanaman, tidak untuk kesehatan tanahnya. Ini tugas kita semua memberi pemahaman kepada petani.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Siap mbak, lebih dari 20 tahun saya mensosialiasikan ini, alhamdulillah saya ketemu warga 3 GO yang sadar terhadap kesehatan tanah.”
B Eny P : “Prinsip ini sejalan dengan yang pak Farid, master padi F 3G O ungkapkan, tiap tanam padi hanya gabahnya yang pak Farid ambil, selebihnya dikembalikan ke sawah dan ternak.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Ya betul, itulah pentingnya penyuluhan untuk menyehatkan tanah, bukan hanya penyuluhan kepada petani tapi juga kepada peternak dan pengusaha lainnya. Itu merupakan ladang amal ibadah kita.” 👍😃
+62 877-****-2694 : “Sore prof. Dedi, saya Iid petani dari Indramayu, bagaimana pengaruhnya penggunaan Zeolit terhadap tanah ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Zeolit adalah pembenah tanah yang dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan daya memegang air. Untuk tanah yang ktk nya rendah dan di daerah kering, maka zeoilit signifikan menyuburkan tanah. Tanah di Indramayu ktk nya rendah dan curah hujan rendah maka Zeolit sangat baik.”
+62 877-****-2694 : “Dosis yang tepat Zeolit berapa untuk 1h, apakah ada dampak jika penggunaan terus menerus terhadap tanah ?.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tergantung tingkat ktk dan curah hujan, makin rendah ktk dan curah hujan maka Zeolit makin tinggi. Di Indramayu ktk tanah dan curah hujan rendah Zeolit diberikan sekitar 400-1000 kg/ha. Zeolit tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, tapi hitung agar secara ekonomi menguntungkan.”
+62 877-2041-2694 : “Terima kasih prof. Ilmunya, semoga berkah.”👍
Prof. Dedi Nursyamsi : “Sama-sama, aamiin yrb.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Sekarang belajar mudah mbak silahkan aja akses internet lalu cari di mbah google, Contoh: Ketik ‘foto gejala kekurangan N jagung’, enter, maka akan muncul beribu foto gejala kekurangan N. Silahkan dicoba mbak.”
+62 858-****-1970 : “Partner kerja petani adalah tanah, maka harus terjalin kerjasama yang saling menguntungkan, sebagai petani dalam memupuk saya tidak hanya memupuk tanaman, akan tetapi juga memupuk tanah dan itu hanya bisa dilakukan dengan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan ini salah satu ideologi saya sebagai petani, bagaimana menurut pandangan prof. Dedi ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Ya betul kang, ini sudah masuk aspek sosial dan ekonomi yang tampaknya lebih sulit dibandingkan dengan masalah tanah. Dari aspek tanah, intinya adalah bahan organik (residu Biomas atau pupuk kandang) harus dikembalikan ke dalam tanah untuk menyehatkan tanah, filosofinya kita mupuk tanah dengan bahan yang sehat, lalu tanah memberikan makanan sehat kepada tanaman dan akhirnya tanaman menghasilkan pangan sehat untuk manusia. Insya Alloh tanah sehat, tanaman sehat, manusia sehat, lingkungan sehat.”👍
B Eny P : “Mungkin break dulu, jelang maghrib, Prof. Dedi, sehabis solat magrib & makan mlm bisa dilanjut. 🙏
B Eny P : “Ini topik yang sangat menarik & dibutuhkan petani, praktisi, maupun petugas lapang.
+62 813-****-1523 : “Saya Sucirah petani dari Baturraden Banyumas, hasil analisa tanah sawah saya C organik 3,4%, sawah saya termasuk bagaimana bapak ?
Prof. Dedi Nursyamsi : “C-org < 2% rendah, 2-4 sedang, > 4% tinggi. Jadi C-org tanah sawah tersebut sedang. Harus dilihat N, P, dan K tanahnya berapa ? Dugaan saya, tingkat kesehatan tanah ibu sedang, dengan catatan tidak ada bahan pencemar dan OPT. Kompos dan pupuk organik tetap hrs ditambahkan agar kesuburan meningkat.”
+62 812-****-5272 : “Prof minta solusi, 1. Penanganan / pembenahan tanah yang terserang akar gada pada tanaman kubis, sawi, brokili. 2. Bagaimana perlakuan/pencegahan supaya tanah aman dari penyebab penyakit akar gada. Terima kasih prof.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Maaf penyakit akar gada itu apa ya ? Apakah disebabkan virus, bakteri, atau jamur? atau yg lainnya”🙏
+62 812-3377-5272 : “Bakteri prof, saya belum menemukan solusinya.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Oooh klo bakteri tersebut sudah mencemari tanah maka siklus bakteri tersebut harus diputus. Stop dulu tanaman kubis dll untuk beberapa bulan. Di Taiwan bila ada Pathogen dalam tanah maka setelah tanah diolah, dijemur dulu (jadi harus musim kemarau) atau diinkubasi dulu. Hal2-hal yang bisa membantu mengurangi serangan adalah : buat saluran drainase yang baik agar tanah tidak terlalu lembab. Tanah lembab membuat bakteri Pathogen berkembang pesat. Untuk pengobatan sedapat mungkin gunakan pestisida nabati. Maaf saya belum pengalaman terhadap penyakit ini. Teman-teman 3GO pasti punya pengalaman ini.”🙏
+62 822-****-4069 : Pak Dedih saya pernah menemui kasus seperti ini, memang benar seperti yang disampaikan Prof. Dedi, tanah diistirahatkan dan disterilkan dulu dari jamur, selain itu dilakukan rotasi tanaman selama beberapa musim dengan tanaman selain Family Brassicae. Mohon maaf kalau ada kekurangan.” 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Prof. Dedi Nursyamsi : “Betul pak, ini ranah Soil Borne Pathogenic.”👍
+62 816-****-696 : “Mungkin bisa dipertimbangkan cara ini: Sekitar tahun 96//97an, ada disertasi dari Univ. Wageningen, Sterilisasi tanah Pathogenic menggunakan fermentasi material segar sisa pertanian. Lakukan pengelupasan tanah 20 cm, isikan denga b.o (bio organik) segar, kemudian kocorkan mol, kemudian timbun dengan tanah yang dikupas 20 cm hingga sedemikian rupa hingga rata, biarkan sebulan terfermentasi. Hasil Pathogen tular tanah tereduksi. Disertasi oleh siapa saya lupa.🙏 Jadikan tanah sebagai reaktor penyembuhan sendiri dari serangan patogen tular tanah.”
B Eny P : “Matur suwun atas kesediaan Prof. Dedi Nursyamsi untuk berbagi ilmu di komunitas 3G O. Ini menambah wawasan bagi kawan-kawan dari berbagai profesi dan kota, yang cinta dengan produk-produk pangan, olahan pangan yang sehat. Semoga ilmu yang diberikan bisa dibagikan, diaplikasikan oleh kawan-kawan semua di wilayahnya masing2 di seluruh Indonesia. 🙏
Prof. Dedi Nursyamsi : “Bp Ibu yang terhormat, saya senang sekali menjadi anggota 3 GO ini, karena semuanya berjuang untuk tanah sehat, ada beberapa pengalaman tentang riset pertanian organik yang saya share di atas (pada grup WA komunitas 3GO). Saya juga memonitor pengalaman bapak ibu semua yang sangat berharga bagi saya. Mari kita semua berjuang untuk bangsa dan negara tercinta 🙏. Tanah adalah sumber kehidupan. Kita berasal dari tanah, hidup dari dan di tanah, kita akan kembali ke tanah, Makanya kita harus kelola tanah dengan baik dan bijak, tanah sehat akan menghasilkan pangan sehat, bangsa cerdas, maju, dan sejahtera, oleh karena itu kita harus berupaya agar tanah kita tetap sehat untuk kehidupan kita yang sehat. Pertanian organik adalah teknologi agar tanah kita sehat, dengan demikian pertanian organik selain menutupi kebutuhan pangan juga menjamin hidup kita sehat, Inovasi dan pengalaman 3 GO luar biasa untuk bekal kita semua."
Setelah memberikan prakata pembuka, forum diskusi dan tanya jawab pun berlangsung.
+62 838-****-9146 : “Sugeng siang pak Dedi, kami dari praktisi di kebun dapat dikatakan kami tidak lepas dari hari ke hari sampai bertahun-tahun dan selalu tanpa batas jelas kami mau tanya batasan tanah yang tidak sehat lagi dan usaha pemilihannya”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tanah sehat adalah tanah produktif atau subur dan bebas dari pencemaran dan OPT, berarti tanah tidak sehat tidak memenuhi salah satu atau beberapa persyaratan di atas. Contoh di Brebes pada lahan tanaman bawang merah yang tercemar residu pestisida, tanah itu tidak sehat.
+62 813-****-5411 : “OPT itu apa ya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Organisme Pengganggu Tanaman SOT hama penyakit.”
+62 838-****-9146: 🙏🏽 “ Terima kasih ,tadi pertanyaan saya kurang, maksudnya kita over dalam penggunaan pestisida.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Upaya pemulihan tergantung sakitnya, contoh tanah tercemar residu pestisida diobati atau di remediasi dengan arang aktif atau Biochar seperti yang dijelaskan Dr. Asep dari Balingtan beberapa waktu lalu, terus sebaiknya gunakan Biopestisida atau Pestisida Nabati seperti pengalaman warga 3 GO. Pestisida nabati itu aman dan sehat... 👍.”
+62 822-****-4069 : “Selamat sore pak Dedy, saya dari korwil Temanggung. Maaf mau tanya penjelasan untuk pembenah tanah dan contohnya.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Pembenah tanah adalah bahan yg dapat memperbaiki fisik kimia dan biologi tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Contoh kapur untuk tanah masan dapat meningkatkan PH tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Contoh lain pupuk kandang dapat menggemburkan tanah dapat meningkatkan C organik tanah sehingga tumbuh baik di tanah tersebut.”
+62 822-****-4069 : “Apakah MO seperti starter dapat disebut sebagai pembenah tanah Prof??
Prof. Dedi Nursyamsi : “ MO maksudnya mikro organisme ?”
+62 822-****-4069 : “Betul prof.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Kalau starter tersebut diaplikasikan atau disemprot ke tanah dengan tujuan meningkatkan mikroba tanah sehingga tanaman tumbuh dengan baik, maka M.O starter tersebut sebagai pembenah tanah, tapi klo M.O starter tersebut tujuannya untuk meningkatkan ketersediaan hara seperti bakteri Rhizobium maka M.O tersebut sebagai pupuk hayati. Jadi tergantung tujuan mana yang dominan, apakah sebagai pembenah tanah atau sebagai pupuk ketersediaan hara.”
B Eny P : 🙏”Monggo bila ada yang kurang jelas lagi dari materi yang sudah di share di atas, waktu masih panjang ya Prof ? Mungkin nanti bisa dilanjut sambil diselingi aktivitas.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Siap mba...” 🙏
B Eny P : “Penjelasan Prof. Dedi sangat simpel dan mudah dipahami.
+62 856-****-251 : “Sore Prof. Dedi ikut tanya, penggunaan combin saat panen mengakibatkan jerami langsung tersebar merata ke lahan dan langsung tertimbun saat olah tanah. Apa dampaknya bagi pertumbuhan tanaman ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Itu sangat baik, jerami kalau terdekomposisi akan menggemburkan tanah, meningkatkan hara, terutama P dan K, serta meningkatkan aktivitas mikroba tanah sehingga tanah menjadi subur dan tanaman padi berikutnya tumbuh sehat dan baik, justru kalau jerami diangkut keluar atau dibakar maka fungsi jerami untuk menyehatkan tanah hilang sehingga tanah menjadi tidak sehat.”
+62 856-****-251 : “Tapi dilapang padi jadi susah hidup, asem asemen katanya, bagaimana solusi agar dapat manfaat baiknya.?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Memang dekomposisi jerami sedikit membuat tanah menjadi masam, tapi hanya sebentar saja. Gunakan mikroba dekomposer untuk mempercepat dekomposisi jerami, misal produk kami Rhizo plus.”
+62 858-****-1970 : “Mau tanya prof. , jarak waktu berapa lama pengembalian dari tanah yang tidak sehat menjadi sehat, setelah dilakukan budidaya yang ramah lingkungan, terima kasih.
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tergantung tingkat sakitnya parah atau tidak, misal bila tanah tercemar residu pestisida, itu sakitnya parah sehingga perlu waktu lama untuk pemulihannya, tapi kalau tanah sakit karena C org rendah itu sakitnya mudah diatasi, tambahkan aja kompos matang yg banyak, Insya alloh tanah segera pulih kembali.”
Pujianto Grobogan : “Tanya prof berapa kebutuhan Asam Humad per ha ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Asam Humat itu hasil dekomposisi bahan organik, AH ini sangat bermanfaat untuk menggemburkan tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation dan aktitibitas mikroba tanah. AH atau kompos makin banyak diberikan ke tanah makin baik, tergantung ketersediaan di lapangan dan tergantung analisis ekonomi, bila sudah dalam bentuk AH. Contoh bahan organik dari Biomas padi sekitar 5-10 t/ha, agar tidak mencari dari luar (mahal) maka gunakan aja dosis itu.”
Pujianto Grobogan : “Untuk kotoran hewan atau kohe apabila dipadukan dengan poc dan hayati cair sudah bisa jadi pupuk tunggal pengganti pupuk kimia prof. ? Mohon petunjuk kebutuhannya, juga kalau tanam padi, misal arang sekamnya over dosis juga berdampak pada tanah prof ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Pupuk kimia tidak seluruhnya bisa digantikan pupuk organik atau hanya sebagian saja. Pupuk hayati sangat baik dikombinasikan dengan kohe. Pilih jenis pupuk organik atau mineral alami yg tepat untuk sediakan hara. Contoh Azolla untuk N, Rock Phosphate untuk P, jerami padi untuk K dll.” “Arang sekam berlebih tidak mengganggu kesehatan tanah hanya saja secara ekonomi boros dan tidak efisien. Kebutuhan pupuk kimia dan pupuk organik atau bahan mineral bisa dihitung berdasarkan kebutuhan tanaman dan kadar hara dalam pupuk. Contoh padi perlu hara P 20-40 kg/ha. Maka kebutuhan SP 36, adalah 20 sampai 40 x 100/36 x 140/60 = 130-260 kg SP 36/ha. Kalau rockphasphate 18% P2O5 = 260-520 kg/ha.”
B Eny P : “Kalo padi hasil 6ton/ha Biomas nya berapa Prof ? Dari akar & jeraminya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Kalau padi hibrida, gabah : jerami + akar = 1:1, tapi kalau padi lokal, 1:2, jadi kalau gabahnya 6 t/ha Biomas padi hibrida juga sekitar 6 t/ha dan Biomas padi lokal 12 t/ha.”
B Eny P : “Berarti Biomas padi, selain gabah dikembalikan ke lahan, sudah bisa mengembalikan tanah yang sehat ya ?
+62 813-****-5411 : “Tanah itu rusak karena pestisida atau kurang haranya diketahui darimana nya prof. ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Diketahui dari gejala tanaman, penampakan tanah di lapangan atau hasil uji lab. No. 1 dan 2 harus orang berpengalaman, no 3 lebih akurat tapi agak mahal.” 😃
B Eny P : “Kalo padi Inpari, Ciherang, Mekongga yang sedang disukai petani sekitar berapa Biomas nya ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Gabahnya sekitar 7-9 t/ha, jadi Biomas nya juga segitu.”
B Eny P : “Selama ini kita kurang berlaku adil terhadap tanah sawah kita, dieksploitasi tanpa diperhatikan kesehatan tanahnya, sehingga tanah menjadi sakit.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Setuju mbak, makanya saya salut kepada warga 3GO yang peduli terhadap kesehatan tanah, orang yang tidak peduli kesehatan tanah itu namanya dzalim.”
B Eny P : “Ini yg hrs disosialisasikan dg petani-petani kita yang belum pahan Prof. , tahunya ‘sedulur tani’ adalah memupuk dengan pupuk kimia untuk kebutuhan tanaman, tidak untuk kesehatan tanahnya. Ini tugas kita semua memberi pemahaman kepada petani.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Siap mbak, lebih dari 20 tahun saya mensosialiasikan ini, alhamdulillah saya ketemu warga 3 GO yang sadar terhadap kesehatan tanah.”
B Eny P : “Prinsip ini sejalan dengan yang pak Farid, master padi F 3G O ungkapkan, tiap tanam padi hanya gabahnya yang pak Farid ambil, selebihnya dikembalikan ke sawah dan ternak.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Ya betul, itulah pentingnya penyuluhan untuk menyehatkan tanah, bukan hanya penyuluhan kepada petani tapi juga kepada peternak dan pengusaha lainnya. Itu merupakan ladang amal ibadah kita.” 👍😃
+62 877-****-2694 : “Sore prof. Dedi, saya Iid petani dari Indramayu, bagaimana pengaruhnya penggunaan Zeolit terhadap tanah ?”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Zeolit adalah pembenah tanah yang dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah dan daya memegang air. Untuk tanah yang ktk nya rendah dan di daerah kering, maka zeoilit signifikan menyuburkan tanah. Tanah di Indramayu ktk nya rendah dan curah hujan rendah maka Zeolit sangat baik.”
+62 877-****-2694 : “Dosis yang tepat Zeolit berapa untuk 1h, apakah ada dampak jika penggunaan terus menerus terhadap tanah ?.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Tergantung tingkat ktk dan curah hujan, makin rendah ktk dan curah hujan maka Zeolit makin tinggi. Di Indramayu ktk tanah dan curah hujan rendah Zeolit diberikan sekitar 400-1000 kg/ha. Zeolit tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan, tapi hitung agar secara ekonomi menguntungkan.”
+62 877-2041-2694 : “Terima kasih prof. Ilmunya, semoga berkah.”👍
Prof. Dedi Nursyamsi : “Sama-sama, aamiin yrb.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Sekarang belajar mudah mbak silahkan aja akses internet lalu cari di mbah google, Contoh: Ketik ‘foto gejala kekurangan N jagung’, enter, maka akan muncul beribu foto gejala kekurangan N. Silahkan dicoba mbak.”
+62 858-****-1970 : “Partner kerja petani adalah tanah, maka harus terjalin kerjasama yang saling menguntungkan, sebagai petani dalam memupuk saya tidak hanya memupuk tanaman, akan tetapi juga memupuk tanah dan itu hanya bisa dilakukan dengan pupuk dan pestisida yang ramah lingkungan ini salah satu ideologi saya sebagai petani, bagaimana menurut pandangan prof. Dedi ? Terima kasih.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Ya betul kang, ini sudah masuk aspek sosial dan ekonomi yang tampaknya lebih sulit dibandingkan dengan masalah tanah. Dari aspek tanah, intinya adalah bahan organik (residu Biomas atau pupuk kandang) harus dikembalikan ke dalam tanah untuk menyehatkan tanah, filosofinya kita mupuk tanah dengan bahan yang sehat, lalu tanah memberikan makanan sehat kepada tanaman dan akhirnya tanaman menghasilkan pangan sehat untuk manusia. Insya Alloh tanah sehat, tanaman sehat, manusia sehat, lingkungan sehat.”👍
B Eny P : “Mungkin break dulu, jelang maghrib, Prof. Dedi, sehabis solat magrib & makan mlm bisa dilanjut. 🙏
B Eny P : “Ini topik yang sangat menarik & dibutuhkan petani, praktisi, maupun petugas lapang.
+62 813-****-1523 : “Saya Sucirah petani dari Baturraden Banyumas, hasil analisa tanah sawah saya C organik 3,4%, sawah saya termasuk bagaimana bapak ?
Prof. Dedi Nursyamsi : “C-org < 2% rendah, 2-4 sedang, > 4% tinggi. Jadi C-org tanah sawah tersebut sedang. Harus dilihat N, P, dan K tanahnya berapa ? Dugaan saya, tingkat kesehatan tanah ibu sedang, dengan catatan tidak ada bahan pencemar dan OPT. Kompos dan pupuk organik tetap hrs ditambahkan agar kesuburan meningkat.”
+62 812-****-5272 : “Prof minta solusi, 1. Penanganan / pembenahan tanah yang terserang akar gada pada tanaman kubis, sawi, brokili. 2. Bagaimana perlakuan/pencegahan supaya tanah aman dari penyebab penyakit akar gada. Terima kasih prof.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Maaf penyakit akar gada itu apa ya ? Apakah disebabkan virus, bakteri, atau jamur? atau yg lainnya”🙏
+62 812-3377-5272 : “Bakteri prof, saya belum menemukan solusinya.”
Prof. Dedi Nursyamsi : “Oooh klo bakteri tersebut sudah mencemari tanah maka siklus bakteri tersebut harus diputus. Stop dulu tanaman kubis dll untuk beberapa bulan. Di Taiwan bila ada Pathogen dalam tanah maka setelah tanah diolah, dijemur dulu (jadi harus musim kemarau) atau diinkubasi dulu. Hal2-hal yang bisa membantu mengurangi serangan adalah : buat saluran drainase yang baik agar tanah tidak terlalu lembab. Tanah lembab membuat bakteri Pathogen berkembang pesat. Untuk pengobatan sedapat mungkin gunakan pestisida nabati. Maaf saya belum pengalaman terhadap penyakit ini. Teman-teman 3GO pasti punya pengalaman ini.”🙏
+62 822-****-4069 : Pak Dedih saya pernah menemui kasus seperti ini, memang benar seperti yang disampaikan Prof. Dedi, tanah diistirahatkan dan disterilkan dulu dari jamur, selain itu dilakukan rotasi tanaman selama beberapa musim dengan tanaman selain Family Brassicae. Mohon maaf kalau ada kekurangan.” 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Prof. Dedi Nursyamsi : “Betul pak, ini ranah Soil Borne Pathogenic.”👍
+62 816-****-696 : “Mungkin bisa dipertimbangkan cara ini: Sekitar tahun 96//97an, ada disertasi dari Univ. Wageningen, Sterilisasi tanah Pathogenic menggunakan fermentasi material segar sisa pertanian. Lakukan pengelupasan tanah 20 cm, isikan denga b.o (bio organik) segar, kemudian kocorkan mol, kemudian timbun dengan tanah yang dikupas 20 cm hingga sedemikian rupa hingga rata, biarkan sebulan terfermentasi. Hasil Pathogen tular tanah tereduksi. Disertasi oleh siapa saya lupa.🙏 Jadikan tanah sebagai reaktor penyembuhan sendiri dari serangan patogen tular tanah.”
B Eny P : “Matur suwun atas kesediaan Prof. Dedi Nursyamsi untuk berbagi ilmu di komunitas 3G O. Ini menambah wawasan bagi kawan-kawan dari berbagai profesi dan kota, yang cinta dengan produk-produk pangan, olahan pangan yang sehat. Semoga ilmu yang diberikan bisa dibagikan, diaplikasikan oleh kawan-kawan semua di wilayahnya masing2 di seluruh Indonesia. 🙏
Komentar
Posting Komentar