Kuliah Online Grup WhatsApp 3GO: AZOLLA MICROPHYLLA
Oleh R.M. Purwandaru Widyasunu
Tondokusumaondokusu
Laboratorium
Tanah/Manajemen Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Unsoed
2 Mei 2020
Untuk kesekian
kalinya 3 GO memfasilitasi kuliah online, kali ini judul yang diambil tentang
Azolla Microphylla yang disampaikan oleh narasumber kita R.M. Purwandaru
Widyasunu Tondokusumaondokusu dari UNSOED . Kuliah malam itu sangat seru dan
ramai di grup. Tercatat peserta yang hadir dari Pati, Cirebon, Karanganyar,
Banyumas dan Wonosobo
Boyolali, Demak serta penyimak lainnya.
Seperti biasa
kuliah dimoderatori oleh Bu Eni dari 3 GO dan dibuka sekitar pukul 19.30. Pada
sesi pembukaan bu eni yang menyampaikan bahwa Azolla diperkenalkan pada awal 3
GO berdiri sebagai pintu masuk pertanian organik. Azolla sudah dicoba untuk
POC, pakan ternak, ikan dan berbagai olahan pangan. Stik Azolla juga sempat
viral beberapa waktu yang lalu di televisi.
Sekitar pukul 19.50
Narasumber kita yang akrab disapa Pak Purwandaru sudah bergabung. Hal pertama
yang disampaikan adalah tempat pertama kali mengenal Azolla, yaitu di
sawah-sawah. Asli Azolla yang ada di Jawa spesies Azolla pinnata. Beliau mulai bercerita pada tahun 1995 berangkat ke
Jerman dan sekolah di Universitas Goettingen. Di sana dibedheki (diberi pertanyaan) oleh seorang Profesor tentang Azolla
microphylla hingga sangat terkesan. Saat itu diminta pegang spidol white board
dan menuliskan satu persatu A Z O
L L A. Hingga mulailah diskusi mendalam pertama
terjadi dan mengenal Azolla microphylla di Goettingen pada tahun 1995, yang di
salah satu green housenya yg mengkoleksi 7 spesies azolla asal over the world.
Saking terkesannya pak Purwandaru mengambil bagian core studynya yaitu azolla
sebagai bagian manajemen agronomi lahan tropika dab sub tropika.
Tahun 1995-1996
pre riset mendalam di Goettingen dengan beberapa teman dari Filipina, Jerman,
Inggris, India, Brasil, dan beberapa negara di benua Afrika. Kemudian ditugasi
untuk memilih menentukan yang paling sesuai di negaranya masing-masing, karena
harus kemudian menelitinya di kampung halaman. Penelitian diambil di tanah air
(Jawa) setelah berkesimpulan meneliti spesies Azolla microphylla utk keperluan
pertanian. Awalnya dikerjakan untuk kepentingan nutrisional padi sawah. Jadilah
thesis yang hanya 50an lembar. Thesis itu 10 lembar pun boleh. Disertasi yang 5
halaman pun ada. Riset di Jawa mendapatkan hasil bahwa Azolla microphylla mampu
mereduksi penguapan amoniak pupuk urea pril untuk budiaya padi tergenang.
Missionnya adalah menekan penggunaan urea seirit mungkin, mengefisienkan, dan
menekan penguapan amoniak. Sampai saat ini beliau sudah 26 tahun meneliti
Azolla microphylla.
Untuk manfaatnya bagi ternak Pak Purwandaru
bekerja dengan para dosen dan mahasiswa fakultas peternakan, walaupun kadang
solely (sendiri juga oke). Untuk bidang pakan ikan dan ekologi air bekerjasama
dengan periset swasta yang mumpuni (pak R. G.B. Gunawan anggota 3GO Banyumas di
WAG) dan periset jurusan perikanan darat. Saat ini sedang meneliti untuk
membuat pupuk mikron, kemudian bagaimana modellingnya untuk pembuatan pupuk
skala nano. Kemudian bagaimana untuk keperluan energi dan combating pemanasan
global. Pupuk mikron mengandung Azolla microphylla untuk mengcoating urea
sedang dipatenkan.
Dalam kuliah ini disampaiakan bahan 2 pdf sebagai
rujukan disini yang beliau tulis
pada tahun 2011-2012
Untuk data pertumbuhan ternak Pak Purwandaru tidak
berani buka karena belum ijin dengan mahasiswa dan pembimbingnya. Waktu itu
hanya skala kecil mahasiswa. Guna pengujiannya pernah mencobakannya ke itik, ayam, kalkun.
Responnya semua ternak unggas tersebut "nyosor"(makan
dengan lahap) terus. Untuk ikan lele menyukainya. Di bawah ekologi Azolla
microphylla (Am) pH air netral, banyak mahkluk air yang menjadi pakan alami
ikan yg kita pelihara, sehingga under Am fronds (gerombolan) banyak tersedia
utk ikan kecil. Data mahasiswa menunjukkan biomassa Am berkandungan asam
amino sangat tinggi sekitar 35an persen. Di atasnya ada maggot dan scp (single
cell protein).
Selanjutnya ketika
sesi diskusi dibuka, langsung disambar oleh pak Tio dari Boyolali yang
menanyakan tentang bagaimana
mensosialisasikan azolla ke petani agar cepat mengaplikasikan dalam
usahataninya. Pak Ndaru menjawab dengan meminta membaca tulisan di salah satu
pdfnya tentang strateginya, intinya percontohan kelompok oleh sistem
kepeloporan. Dulu beliau pernah dibenci oleh teman-teman sendiri karena mempromosikan
biomassa Am utk pupuk dan pakan ternak. Sebagai pelopor harus punya kotak stok konservasi biomassa Am
untuk bertahun-tahun selalu hijau dan siap dikembangkan pada sistem penyuluhan
kita. Bu Eni menambahkan Selain demplot, bila dipelopori oleh kebijakan atau
program, maka lebih cpt diterima oleh petani & peternak.
Pertanyaan
kedua dari bapak Slamet Riadi tentang adakah formula dlm bentuk pelet utk pakan
ikan dan ternak serta mohon penjelasannya. Pak Purwandaru kembali menambahkan
bahwa beliau yakin bahwa biomassa Am akan menjadi salah satu pemicu kedaulatan
pangan basis kegiatan pertanian keorganikan yang terkondolidasi. Bahkan bisa
untuk menunjang sistem post agropolitan paska pandemic. Beliau mengajak untuk
kembangkan wilayah sehingga yakin bahwa ada "sengkeran" lahan yg bisa
menghidupi masyarakat "lokal" dengan adanya pengalaman kebencanaan. Hal
ini diperkuat pula oleh pendapat bu eni yang juga meyakini andai azolla bs
masuk program pertanian, maka petani bisa lebih mandiri dalam segala hal. Spt
penyediaan pupuk, pakan ternak, pakan ikan dan utk protein keluarga. Mengingat
azolla tinggi N dan protein. Jd bagus utk kehidupan di bumi. Lebih organik dan
tidak memicu global warming.
Pak
Ndaru menanyakan kepada para peserta online malam itu tentang besaran
prosentase dulur-dulur tani populasi
pegiat 3GO memanfaatkan biomassa Am? Informasi dari bi eni sudah terdapat
beberapa rekan rekan dari Pati,
Grobogan, Banyumas, Demak yang sudah memanfaatkan. Mas Muhlisin dr Grobogan sudah
umum menggunakan untuk pakan ikan. Pak Agus Cahyono dari Demak sudah mencoba
untuk pakan ternak itik dan ayam joper serta untuk padi . Untuk itik bisa
mendongkrak produksi telur.
Selanjutnya
Pak Masali Pramono dari Balingtan menyampaikan
beberapa literatur yg pernah dibaca,
salah satu manfaat selain sebagai sumber N, Azolla dapat menurunkan dosis
penggunaan urea, hal ini juga berpengaruh terhadap emisi GRK. Penggunaan Azolla
juga meningkatkan oksigen terlarut sehingga kondisi menjadi oksidatif yg
akhirnya bisa menurunkan emisi metana pada lahan sawah. Pertanyaannya bagaimana
cara membumikan penggunaan Azolla di Indonesia? Di Vietnam, penggunaan Azolla
sangat masif, karena petaninya sudah mengetahui banyak manfaat dari Azolla dan
diperjualbelikan seperti pupuk anorganik.
Bu eni membuka
jawaban dengan mengusulkan ke Balingtan supaya
azolla masuk dlm program utk pertanian yg ramah lingkungan. Kemudian diperkuat
oleh Pak Purwadaru dengan kepeloporan, yang disistemikkan. Hingga beliau pernah
hampir ditangkap karena nyingget (memotong
penggunaan ) pupuk urea dan pakan. Salah satu upaya penurunan GRK, beliau
mencobanya di beberapa negara dalam
kaitannya IPPC dan contributor riset perseorangan non governmental.
Untuk
mendongkrak produksi telur, Pak Purwandaru menyampaiakan hasil beberapa KKN mahasiswa
UNSOED bahwa biomassa Am meningkatkan % telur bebek, warna kuningnya lebih
menua (orange) dan kalau telur dibuat asin hasilnya lebih "masir".
Pak
ndaru meminta kepada pak Agus demak untuk membuat tulisan efisisensi penggunaan
azolla ebagai pakan agar bisa terukur
Pak
Masali Pramono kembali menambahkan Kalau sudah banyak bukti scientific
(paper) seberapa persen penurunan emisi
GRK dari penggunaan Azolla, bisa diusulkan sebagai aksi mitigasi GRK pada lahan
sawah dan diprogramkan secara masif oleh pemerintah. Pak Purwandaru menyampaiakan sebetulnya
hasil riset tahun 90an cukup....bisa dirivew di beberapa jurnal internasional
(SSAJ, Canadian Soils Sciences< Australian Soil and Agronomy, J. Canadian
and U.S. Agronomy, IRRI, etc. Riset N efficiency on The Use of Azolla sampai
tahun 2000an juga ada di beberapa scientific journal skala atas.
Bu
Eni menyampaiakan harapan, semoga bisa terwujud harapan dari pak Purwandaru,
selain dari anggota 3 GO sbg penggiat organik yg mengenalkn azolla, pihak2 yg
terkait jg bs ikut memberi jln utk lbh mempermudah azolla lbh dikenal oleh
petani & masyarakat umum. Bagi Pak Purwandaru ada wewarah "gelaro ageman sira" untuk keorganikan, azolla, dan lain-lain. Salah
satu thesis nya bersama teman-teman, pH air sawah atau modelling selalu
<< 7,0 - 6,0 di bawah Azolla fronds , sehingga tidak akan ada ledakan bom
peningkatan pH air sawah jadi alkalis pKa 8,5 pre condtion exposing NH3
volatilization.
dari
Pak Pram Balingtan , Disamping digunakan
langsung di lahan, Azolla dapat diproduksi dan dibuat pupuk. Cara budidaya
Azolla sangat mudah, hanya saja memerlukan lahan yg luas. Berdasarkan
pengalaman Bapak, bagaimana cara penyediaan Azolla yg mudah dan murah sehingga
petani tertarik, Pak. Kemudian dijawab oleh pak Purwandaru dengan cara memberikan
contoh penggunaan di sawah dulu , sokur-sokur ada bantuan program dari pemkab,
atau LSM, dll. Beliau pernah lakukan di Kab. Banjarnegara di sekitar sentra
ikan. Sayangnya tdk berlanjut program, namun "berhasil nyangoni"
masyarakat dg ipteknya dan ada kader konservasi biomassa Am. Th 2009an, R.G.B
Gunawan, dan Supartoto (KKN Unsoed) mensosialisikan penggunaan biomassa Am luas
via koran, youtube, blog.... hasilnya biomasa Am yg saya kembangkan mulai 1996
di Jawa mulai tersebar ke seluruh Nusantara. Kata kuncinya kepeloporan. Ada
video yang belum diedit, ada foto yg
bisa kita tampilkan lain waktu terjadwal. Mulai 2009 biomassa Am
tersebar luas.... 2009-2012 tiap hari minggu kedatangan tamu dari seluruh
Indonesia bawa biomassa Am ke daerah-masing-masing.
Malam
itu diskusi berjalan hampir 2 jam. Pak Purwandaru menambahkan di akhir sesinya
dengan harapan “mugya migunani kangge
kedaulatan pangan, gizi, mineral, dan kelestarian bhumi” yang artinya semoga bermanfaat untuk
kedaulatan pangan, gizi, mineral dan kelestarian bumi. Dan semoga pandemik
cepat berakhir dan kita bisa refresh diri kpd kegiatan yg lebih manfaat bagi
bangsa, negara, dunia.
Aamiin.
Komentar
Posting Komentar